Senin, 01 September 2008

Makanan Madura

Posted on 19.50 by Himpunan Mahasiswa Sosiologi. Unijoyo


Masakan Madura: citra kedaerahan


Madura merupakan bagian integral Indonesia. Sebagaimana daerah lain pada umumnya, hampir dapat dipastikan mempunyai ciri khas kedaerahan yang merepresentasikan kepribadian masyarakat. Ciri khusus inilah yang akan menjadi identitas dalam proses internalisasi dan eksternalisasi sosial. Spesifikasi kedaerahan ini didasarkan pada banyak hal, mulai dari pakaian adat, masakan, kesenian dll, yang kesemuanya merupakan simbol kultural suatu masyarakat.
Berbicara masakan Madura terdapat beberapa hal yang cukup menarik untuk diperbincangkan diantaranya masalah eksistensi dan internalisasi didalam masyarakat Madura itu sendiri. Saya teringat akan respon teman saya berkaitan dengan masakan khas Madura, kata-kata pertama yang keluar adalah Nasi jagung, lebih Asin, Pedas dan sedikit kuah entah apakah ini melambangkan kegersangan Madura secara ekologis. Rasa Asin tentunya melibatkan garam dan kandungannya. Secara medis kandungan garam merupakan salah satu sumber energi, untuk mengembalikan kesegaran tubuh dan mengganti mineral-mineral yang keluar bersama keringat dari tubuh selama proses metabolisme atau aktivitas olah raga yang berat. umumnya produk-produk minuman kesehatan selain mengandung pemanis dan zat aktif, juga mengandung mineral-mineral dalam bentuk ion seperti ion natrium (na+), kalium (k+), magnesium (mg++), kalsium (ca++), karbonat - bikarbonat (co3 2- dan hco3 2-), dan klorida (cl-).sumber utama untuk ion natrium dan klorida selain kristal garam juga larutan garam pekat. dengan demikian tidak mengherankan apabila masyarakat pulau garam ini dikenal sebagai masyarakat yang kuat dan energik. Bahkan kekuatannya menumbuhkan mitos-mitos seksual yang dilekatkan pada masyarakat Madura. promo!!!!
Selain itu terdapat spesifikasi Masakan Madura yang merepresentasikan kepribadian masyarakatnya. Selain Asin masyarakat Madura relatif suka rasa yang pedas. Filosofinya, Pedas merepresentasikan kepribadian yang keras, tegas, pekerja keras, pantang menyerah. Terutama dalam kontek ekonomi masyarakat Madura dikenal ulet, gigih, ekspansif. Bisa jadi karakter demikian terbentuk dan dicitrakan dalam ciri khas masakan Madura.
Terlepas dari spesifikasi-spesifikasi tersebut, ciri khas kedaerahan merupakan aset cultural yang harus dilestarikan eksistensinya, termasuk masakan Madura. Globalisasi multidimensi saat ini mengaburkan batasan-batasan kekayaan kedaerahan. Yang ada hanyalah homogenitas, bagaimana Mc Donald dan berbagai jenis masakan instant menggeser budaya adhi luhung suatu bangsa. Baudilard memandang konsumsi tidak sekedar memenuhi kebutuhan biologis untuk bertahan hidup, melainkan lebih pada pencintraan diri. Komoditas dibeli sebagai gaya ekspresi, prestise, kemewahan serta kekuasaan dll. Imperialisme kultural ini harus di antisipasi untuk mempertahankan ciri khas masakan Madura dari gerusan kapitalisme global.
Masakan Madura ini harus kita pahami terutama generasi saat ini, sebagai Super-organic karya turun temurun yang harus dijaga eksistensinya. Tentunya hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara generasi tua dan generasi muda. langkah pertama adalah dengan sosialisasi dalam keluarga tentang masakan Madura itu sendiri. Internalisasi yang sudah tertanam kemudian dipertahankan melalui pendidikan. Bukan berarti melalui kursus masakan Madura lhoooo.
Pendidikan ini berfungsi menanamkan pemahaman cultural yang dapat menstimulus fanatisme akan masakan Madura. Fanatisme jangan dikonotasikan negatif, akan tetapi lebih pada cinta akan masakan Madura. Cukup lengkap apabila dirangkai dengan terwujudnya warung-warung yang menyediakan masakan khas Madura. selain sebagai sarana ekonomi, warung juga dapat menjadi sarana pendidkan cultural. Ingin tahu lebih jauh tentang cultur masayarakat Madura termasuk berbagai pencintraannya, bergabung saja dengan Sosiologi Unijoyo yang menawarkan kompetensi lokal yang me-nasional bahkan meng-internasional.